Nama Kolintang itu sendiri berasal dari
bunyi: Tong (low pitch note), Ting (high pitch note) dan Tang
(moderat pitch note). In the local language, the invitation “Let us do
some TONG TING TANG ” is: “Mangemo kumolintang” . Dalam bahasa daerah
Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang: “Mari kita ber Tong Ting Tang”
dengan ungkapan “Mangemo kumolintang”. dan dari kebiasaan itulah
muncul nama “Kolintang” untuk alat yang digunakan bermain.
Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari satu melodi
dengan susunan nada diatonis, dengan jarak nada 2 oktaf, dan sebagai pengiring
dipakai alat-alat string seperti gitar, ukulele dan stringbass.
Pasca perang dunia II barulah kolintang mulai berkembang ke arah alat musik
universal, dipelopori oleh Nelwan Katuuk. Tahun 1954 kolintang sudah dibuat 2 ½
oktaf (masih diatonis). Pada tahun 1960 sudah mencapai 3 ½ oktaf dengan nada 1
kruis, naturel, dan 1 mol. Dasar nada masih terbatas pada tiga kunci (Naturel,
1 mol, dan 1 kruis) dengan jarak nada 4 ½ oktaf dari F s/d C. Dan pengembangan
musik kolintang tetap berlangsung baik kualitas alat, perluasan jarak nada,
bentuk peti resonator (untuk memperbaiki suara), maupun penampilan. Saat ini
Kolintang yang dibuat sudah mencapai 6 (enam) oktaf dengan chromatisch penuh .Penamaan alat-alat musik kolintang sebenarnya belum ada standarnya, namun untuk keperluan tulisan ini, saya memakai konsep pembagian nama alat oleh Petrus Kaseke (berdasarkan karakteristik suara dan rentang nada) yakni :
- Melody sebagai penentu lagu. Biasa juga disebut Ina taweng.
- Alto sebagai pengiring (accompanion) bernada tinggi. Biasa disebut Uner atau Katelu (alto 3).
- Tenor sebagai pengiring (accompanion) bernada rendah. Biasa disebut Karua.
- Cello sebagai penentu irama dan gabungan accompanion dengan bass. Biasa disebut sella.
- Bass sebagai penghasil nada nada rendah. Biasa disebut loway.
Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang terdiri dari barisan gong kecil yang diletakkan mendatar. Alat musik ini dimainkan dengan diiringi oleh gong tergantung yang lebih besar dan drum. Kolintang merupakan bagian dari budaya gong Asia Tenggara, yang telah dimainkan selama berabad-abad di Kepulauan Melayu Timur - Filipina, Indonesia Timur, Malaysia Timur, Brunei, dan Timor.[6] Alat musik ini berkembang dari tradisi pemberian isyarat sederhana menjadi bentuk seperti sekarang.[5] Kegunaannya bergantung pada peradaban yang menggunakannya. Dengan pengaruh dari Hindu, Buddha, Islam, Kristen, dan Barat, Kulintang merupakan tradisi gong yang terus berkembang.
Alat musik ini dibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat seperti telur, bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai konstruksi fiber paralel. Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan "Mari kita lakukan TONG TING TANG" adalah: " Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.
Ketika acara pencatatan guiness book bulan oktober 2009 di Tondano,Petrus Kaseke di undang sebagai salah satu pembicara dalam forum tersebut.
Topik yang menjadi bahan pembicaraan antara lain asal usul nama kolintang dan pembagian nama alatnya.
1.Kejelasan asal usul nama Kolintang.
Karena ada beberapa versi tentang asal usul kolintang.Ada yang versi cerita rakyat tentang seorang gadis yang bernama Lintang,ada lagi versi cerita rakyat yang lain bahwa alat musik kolintang ditemukan oleh seorang pemuda ditengah hutan.
Pendapat Petrus Kaseke pribadi mengenai nama kolintang berasal dari bunyi kayu yang dipukul menghasilkan suara “tong ting tang.”
Kalau dilihat dari bahannya kolintang adalah alat musik jenis xylophone, yang asal usulnya satu akar dengan gambang dari jawa,atau kelentung(alat musik perkusi dari bilah kayu yang sudah disebutkan di dalam Kitab Suci sebagai alat musik pada jaman raja Daud).
Di Philipina dikenal pula alat musik pukul sejenis gamelan ,dengan nama yang mirip yaitu "kulintang".
2.Mengenai pembagian nama alat ,ada 3 versi yang umum digunakan.
Petrus kaseke menamakan alat alat kolintang berdasarkan karakteristik suara dan rentang nada:
1.Melody sebagai penentu lagu
2.Alto sebagai pengiring (accompanion) bernada tinggi
3.Tenor sebagai pengiring (accompanion) bernada rendah
4.Cello sebagai penentu irama dan gabungan accompanion dengan bass
5.Bass sebagai penghasil nada nada rendah.
Alasan pemberian nama diambil dari pengalamannya memimpin paduan suara dimana suara perempuan yang tinggi dan suara laki laki yang lebih rendah dibagi menjadi : sopran,alto,tenor dan bass.
Evert van lesar : dari Ikatan Pelatih Musik Kolintang Jakarta pada tahun 1996 mempopulerkan nama nama alat kolintang yang menggali dari bahasa daerah di Minahasa seperti:
Melody= Ina taweng artinya “ibu”
Tenor = Karua artinya "kedua”
Alto = katelu artinya “ketiga”
Cello = sella
Bass = loway artinya “anak laki laki yang berbadan besar”
Penamaan alat kolintang versi lainnya adalah dengan substitusi dari alat musik yang sudah ada.
Tenor = gitar ( dengan wilayah nada yang di tone sepadan dengan senar gitar terendah dan tertinggi)
Alto = Banjo (ukulele)
Untuk dapat bersaing di dunia Internasional,diperlukan standarisasi penamaan maupun standarisasi ukuran kolintang. Hasil dari pertemuan di Tondano waktu GuinessWorldRecord(Oktober 2009),ada kesepakatan dibuat standarisasi yang bisa diterima oleh “semua kalangan”.
Sebagai perbandingan, pembagian alat musik lain yang sudah popular antara lain:
Saxophone ada jenis alto saxophone,tenor saxophone.
Marimba : sopran marimba, alto marimba,bass marimba.
Biola: cello biola dan lain sebagainya.
Seperti apapun standarisasi yang akan ditetapkan,”Angklung KolintangPetrus Kaseke” sudah siap menerima,karena sebetulnya Petrus Kaseke sudah memiliki prototypenya baik kolintang model Manado yang kecil kecil(type kid kolintang),atau standar IPMKJ(type pro),maupun standar produksi Petrus Kaseke(type Internasional).
Cara Memainkan Alat Musik Kolintang
Setiap alat
memiliki nama yang lazim dikenal. Selain dikenal sebagai sebutan Tong Ting Tang
(sebutan dari para rakyat dahulu kala) setiap alat dari Kolintang ini juga
memiliki nama tersendiri yang berjumlah sembilan buah.
- Melodi 1 (Ina Esa)
- Melodi 2 (Ina Rua)
- Juke (Katelu)
- Ukulele/Benjo 1 (Uner Esa)
- Ukulele/Benjo 2 (Uner Rua)
- Gitar 1 (Karua Esa)
- Gitar 2 (Karua Rua)
- Cello (Sella)
- Bass (Loway)
1. Melodi
Melodi dimainkan dengan menggunakan 2
pemukul. Karna nadanya tidak terlalu panjang, maka pemain harus memukul atau
menggertarkan pukulannya dengan panjang sehingga nada yang keluarpun panjang. Fungsi
pembawa lagu dapat disamakan dengan meldoi, gitar, biola, xylophone atau
vibraphone. Hanya saja suaranya tidak terlalu panjang. Jika ada 2 melodi, yaitu
melodi 1 dan melodi dua maka kombinasinya sama dengan orang bernyanyi duet.
Jika dimainkan bersama, maka dapat mengimbangi pengiring (terutama untuk set
lengkap) atau bisa juga memainkan nada yang sama, namun berbeda oktaf, atau
bisa juga melodi yang satu memainkan pokok lagu, dan melodi yang lainnya
memainkan improvisasi.
2. Juke
Berperan sebagi juke pada oker keroncong.
Juke dimainkan dengan menggunakan tiga pemukul. Satu pemukul di tangan kiri dan
dua pemukul di tangan kanan. Cara memegangnya agak sedikit sulit. Pemukul
ditangan kiri dipegang seperti memegang pemukul biasa, namun dua pemukul dibagian
kanan harus sesuai dengan jari-jari pemain. Pemukul yang satunya dipegang atau
dijepit diantara jari jempol dan jari telunjuk, dan bisa juga ditahan oleh jari
tengah agar pemukul tidak lepas, dan pemukul yang satunya lagi dipegang atau
dijepit diantara jari manis dan jari kelingking. Namun, pemain harus
benar-benar kuat dalam memegang pemukul sehingga pemukul tersebut tidak lepas
dari tangannya. Juke dipukul berdasarkan akor. Akor-akor itu sendiri sama
seperi pada piano. Susunan Juke sama seperti pengiring lainnya, hanya saja
suara yang dihasilkan oleh juke lebih melengking, hampir sama dengan suara yang
dihasilkan melodi, sehingga memukulnya tidak boleh terlalu kuat sehingga tidak
terlalu mencolok.
3.Benjo
Alat yang satu ini memiliki peran yang
tidak berbeda jauh dengan juke. Pemukulnya juga harus tiga, namun cara
memukulnya berbeda. Benjo dipukul lebih banyak daripada memukul Juke. Satu kali
berbunyi, rata-rata benjo mengeluarkan 5-10 pukulan. Pukulannya sendiri
tergantung tempo dan jenis lagu yang digunakan. Urutan dan susunan baloknya
sama persis dengan Juke, hanya saja sedikit lebih besar.
4. Gitar
Tidak berbeda jauh dengan pengiring lainnya
yaitu juke dan benjo, Gitar juga memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai
pengiring. Pemukulnya berjumlah tiga pemukul. Namun yang berbeda dari gitar
adalah cara memukul, bunyi dan ukurannya. Cara memukul gitar lebih sedikit
pukulannya dengan benjo. Karena suaranya sudah mendekati suara cello, oktafnya
lebih rendah daripada benjo. Ukurannya pun sedikit lebih besar daripada Benjo.
5.Bass
Bass memiliki ukuran yang paling besar.
Balok-baloknya pun jauh lebih besar daripada ukuran balok pengiring
(juke,benjo,gitar). Bass hanya dimainkan dengan menggunakan dua pemukul. Cara
memukulnya berbeda dengan memukul pengiring. Bass hanya dimainkan dengan cara
memukul satu persatu balok, tidak seperti pengiring yang memukul tiga balok
sekaligus. Bass juga hanya dimainkan dengan memukul salah satu nada dari akor
yang ada.
Berikut adalah beberapa akor yang sering
digunakan pengiring dalam memainkan sebuah lagu:
C (5 1 3)
G (5 2 7)
F (6 1 4)
D (6 2is 4)
E (5 3 7)
A (6 1 3)
B (7 2 4)
KOLINTANG SEJARAH
SEJARAH & PERKEMBANGANNYA
Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara)
yang mempunyai bahan dasar yaitu kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan
bunyi yang cukup panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah
seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis kayu yang
agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa
membentuk garis-garis sejajar).
Kata Kolintang berasal dari bunyi : Tong (nada rendah), Ting
(nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu Dalam bahasa daerah Minahasa untuk
mengajak orang bermain kolintang: "Mari kita ber Tong Ting Tang"
dengan ungkapan "Maimo Kumolintang" dan dari kebiasaan itulah muncul
nama "KOLINTANG” untuk alat yang digunakan bermain.
Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari beberapa potong kayu
yang diletakkan berjejer diatas kedua kaki pemainnya dengan posisi duduk di
tanah, dengan kedua kaki terbujur lurus kedepan. Dengan berjalannya waktu kedua
kaki pemain diganti dengan dua batang pisang, atau kadang-kadang diganti dengan
tali seperti arumba dari Jawa Barat. Sedangkan penggunaan peti sesonator dimulai
sejak Pangeran Diponegoro berada di Minahasa (th.1830). Pada saat itu, konon
peralatan gamelan dan gambang ikut dibawa oleh rombongannya.
Adapun pemakaian kolintang erat hubungannya dengan kepercayaan
tradisional rakyat Minahasa, seperti dalam upacara-upacara ritual sehubungan
dengan pemujaan arwah para leluhur. Itulah sebabnya dengan masuknya agama
kristen di Minahasa, eksistensi kolintang demikian terdesak bahkan hampir
menghilang sama sekali selama ± 100th.
Sesudah Perang Dunia II, barulah kolintang muncul kembali yang
dipelopori oleh Nelwan Katuuk (seorang yang menyusun nada kolintang menurut
susunan nada musik universal). Pada mulanya hanya terdiri dari satu Melody
dengan susunan nada diatonis, dengan jarak nada 2 oktaf, dan sebagai pengiring
dipakai alat-alat "string" seperti gitar, ukulele dan stringbas.
Tahun 1954 kolintang sudah dibuat 2 ½ oktaf (masih
diatonis). Pada tahun 1960 sudah mencapai 3 ½ oktaf dengan nada 1 kruis,
naturel, dan 1 mol. Dasar nada masih terbatas pada tiga kunci (Naturel, 1 mol,
dan 1 kruis) dengan jarak nada 4 ½ oktaf dari F s./d. C. Dan pengembangan musik
kolintang tetap berlangsung baik kualitas alat, perluasan jarak nada, bentuk
peti resonator (untuk memperbaiki suara), maupun penampilan.
Saat ini Kolintang yang dibuat sudah mencapai 6 (enam) oktaf
dengan chromatisch penuh.
Peralatan
& CARA MEMAINKAN
Setiap alat memiliki
nama yang lazim dikenal. Nama atau istilah peralatan Musik kolintang selain
menggunakan bahasa tersebut diatas juga memiliki nama dengan menggunakan bahasa
Minahasa, dan untuk disebut lengkap alat alat tersebut berjumlah 9 buah. Tetapi
untuk kalangan professional, cukup 6 buah alat sudah dapat memainkan secara
lengkap. Kelengkapan alat tersebut sebagai berikut:
B
- Bas
=
Loway
C
-
Cello
=
Cella
T
- Tenor 1
=
Karua
- Tenor 2
=
Karua rua
A
- Alto
1
=
Uner
- Alto
2
= Uner rua
U
- Ukulele/Alto 3
=
Katelu
M
- Melody 1
=
Ina esa
- Melody 2
=
Ina rua
- Melody 3
=
Ina taweng
MELODY
Fungsi pembawa lagu,
dapat disamakan dengan melody gitar, biola, xylophone, atau vibraphone. Hanya
saja dikarenakan suaranya kurang panjang, maka pada nada yang dinginkan; harus
ditahan dengan cara menggetarkan pemukulnya( rall). Biasanya menggunakan dua
pemukul, maka salah satu melody pokok yang lain kombinasinya sama dengan orang
menyanyi duet atau trio (jika memakai tiga pemukul). Bila ada dua melody, maka
dapat digunakan bersama agar suaranya lebih kuat. Dengan begitu dapat
mengimbangi pengiring (terutama untuk Set Lengkap) atau bisa juga dimainkan
dengan cara memukul nada yang sama tetapi dengan oktaf yang berbeda. Atau salah
satu melody memainkan pokok lagu, yang satunya lagi improvisasi.
CELLO
Bersama melody dapat
disamakan dengan piano, yaitu; tangan kanan pada piano diganti dengan melody,
tangan kiki pada piano diganti dengan cello. Tangan kiri pada cello memegang
pemukul no.1 berfungsi sebagai bas, sedangkan tangan kanan berfungsi pengiring
(pemukul no.2 dan no.3). Maka dari itu alat ini sering disebut dengan Contra
Bas. Jika dimainkan pada fungsi cello pada orkes keroncong, akan lebih mudah
bila memakai dua pemukul saja. Sebab fungsi pemukul no.2 dan no.3 sudah ada
pada tenor maupun alto.
TENOR I & ALTO I
Keenam buah pemukul
dapat disamakan dengan enam senar gitar.
ALTO II & BANJO
Sebagai ukulele dan
"cuk" pada orkes keroncong.
ALTO III (UKULELE)
Pada kolintang, alat
ini sebagai ‘cimbal’, karena bernada tinggi. Maka pemukul alto III akan lebih
baik jika tidak berkaret asal dimainkan dengan halus agar tidak menutupi suara
melody (lihat petunjuk pemakaian bass dan melody contra).
TENOR II (GITAR)
Sama dengan tenor I,
untuk memperkuat pengiring bernada rendah.
BASS
Alat ini berukuran
paling besar dan menghasilkan suara yang paling rendah
SUSUNAN ALAT
Lengkap (9 pemain) :
Melody
- Depan tengah
Bass
- Belakang kiri
Cello
- Belakang kanan
Alat yang lain
tergantung lebar panggung (2 atau 3 baris) dengan memperhatikan fungsi alat
(Tenor & Alto)
NADA NADA DASAR
Nada nada dalam alat kolintang sebagai berikut:
C = 1 3
5 Cm
= 1
2 5
D = 2 4
6 Dm
= 2
4 6
E = 3 5
7 Em
= 3
5 7
F = 4 6
1 Fm
= 4
5 1
G = 5 7 2
Gm
= 5
6 2
A = 6 1
3 Am
= 6
1 3
B = 7 2 4
Bm
= 7
2 4
Sedangkan chord lain, yang merupakan pengembangan dari chord
tersebut diatas, seperti C7
=
1 3 5 6,
artinya nada do
diturunkan 1 nada maka menjadi le
. Sehingga saat membunyikan 3 bilah dan terdengar unsur bunyi nada ke 7
dalam chord C, maka chord tersebut menjadi chord C7. Demikian pula
dengan chord yang lain.
CARA
Memegang pemukul/ stick kolintang
Memegang Pemukul
Kolintang, memang tidak memiliki ketentuan yang baku, tergantung dari kebiasaan dan
kenyamanan tangan terhadap stik. Tetapi umumnya memegang stick kolintang
dilakukan dengan cara :
No. 1 Selalu di
tangan kiri
No. 2 Di tangan
kanan (antara ibu jari dengan telunjuk)
No. 3 Di tangan
kanan (antara jari tengah dengan jari manis) – agar pemukul no.2 dapat
digerakkan dengan bebas mendekat dan menjauh dari no.3, sesuai dengan accord
yang diinginkan. Dan cara memukul dan disesuaikan dengan ketukan dan irama yang
diinginkan, dan setiap alat memiliki, ciri tertentu sesuai fungsi didalam
mengiringi suatu lagu. Pada alat Bass dan alat Melody umumnya hanya menggunakan
2 stick, sehingga lebih mudah dan nyaman pada tangan.
( Nomor nomor
tersebut diatas telah tertera disetiap pangkal pemukul stick masing masing alat
kolintang)
Teknik Dasar memainkan stick pada bilah kolintang sesuai alat dan
jenis irama
Dari sekian banyak irama dan juga lagu yang ada, beberapa lagu
sebagai panduan untuk memainkan alat musik kolintang disertakan dalam materi
ini. Seperti:
·
Sarinande
·
Lapapaja
·
Halo halo Bandung
·
Besame Mucho
Lagu lagu tersebut memiliki tingkat kesulitan yang berbeda baik
chord dan irama. Lagu lagu tersebut telah dilengkapi dengan partitur serta
chord/ accord untuk memudahkan memahami alat musik kolintang.
Demikian pula dengan teknik memukulkan stick pada
bilah kolintang. Karena sesuai irama yang beraneka ragam, maka untuk
menghasilkan irama tertentu maka teknik memukulkan stik pada tiap alat pun
berbeda beda. Pada materi ini, diberikan teknik teknik dasar cara memukulkan
stick pada kolintang. Untuk dapat memahami teknik, dibutuhkan pengetahuan akan
harga dan jumlah ketukan dalam setiap bar nada. Dan berbekal pengetahuan dasar
dasar bermain kolintang ini saja, ditambah dengan bakat individu, maka grup/
kelompok musik kolintang telah dapat memainkan berbagai jenis lagu dengan
tingkat kesulitan yang variatif secara spontan.
2 komentar:
Casino site - Lucky Club
Play at Lucky Club, one of the oldest social gambling sites on the market, featuring a large variety of casino games! With thousands of games and a world of Rating: 2.9 · 3 luckyclub.live votes
Graton Resort Casino - Las Vegas, NV - Mapyro
View 파주 출장안마 detailed and unbiased Graton Resort Casino reviews 나주 출장샵 and real guest 구리 출장샵 reviews. Rating: 4.1 · 13 reviews · Price range: $ (Based on Average Nightly Rates for a Standard Room from our Partners)What are some of the property 문경 출장샵 amenities at Graton Resort Casino?Which room amenities 파주 출장마사지 are available at Graton Resort Casino?
Posting Komentar